Peran Afrika dalam Rantai Pasok Global
Kepala Komisi Uni Afrika (UA), Mahmoud Ali Youssouf, menyerukan perubahan signifikan dalam peran Afrika di panggung global. Ia mengatakan bahwa masa di mana Afrika hanya menjadi pemasok bahan mentah akan berakhir. Tujuannya adalah untuk mendorong Afrika masuk ke level yang lebih tinggi dan menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global.
“Peran Afrika sebagai pemasok bahan mentah di dunia akan berakhir. Maka dari itu kami mendorong kerja sama perdagangan yang seimbang antara Afrika dan Eropa,” ujarnya.
Selama ini, negara-negara Afrika menjadi salah satu pemasok utama bahan mentah untuk diekspor ke berbagai negara di dunia. Benua Hitam dikenal akan sumber daya alamnya yang melimpah, tetapi kini Afrika ingin bertransformasi menjadi produsen dan pemain penting dalam industri global.
Harapan Afrika pada Eropa
Youssouf menyatakan bahwa Eropa harus ikut membantu Afrika dalam proses transformasi hilirisasi. Menurutnya, Afrika sudah melakukan progres besar untuk menjadi pemain kunci dalam industri global.
“Afrika sudah berada di jalan untuk jadi pemain kunci dalam tingkat yang berbeda di rantai pasokan barang. Kami mendorong penghormatan dan multilateralisme berdasarkan kesetaraan untuk kepentingan global,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa investasi di Eropa akan berguna untuk proses industrialisasi mineral di Afrika. Selain itu, ia menyerukan agar akses produk-produk buatan negara Afrika dapat dipasarkan di Eropa secara luas.
Keinginan UA untuk Representasi di Dewan Keamanan PBB
Pada saat yang sama, UA mendorong adanya perwakilan negara Afrika permanen di Dewan Keamanan PBB. Selain itu, UA juga mengusulkan adanya perwakilan institusi keuangan internasional yang setara di Afrika.
“Afrika akan terus meminta kursinya. Kami meminta kursi kami di Dewan Keamanan PBB sesuai dalam konsensus Ezulwini, serta adanya representasi yang setara dalam institusi finansial internasional,” ujarnya.
UA menginginkan reformasi arsitektur finansial internasional untuk mengurangi biaya modal Afrika. Dengan ini, terdapat kepastian untuk mengakses pendanaan ke negara-negara Afrika.

Pandangan Sekjen PBB tentang Dunia Multipolar
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa dunia sedang mengarah ke sistem multipolar dengan perubahan kekuatan global. Namun, ia memperingatkan munculnya perpecahan yang akan berubah menjadi dua blok besar yang berseteru.
“Multipolar sendiri tidak menjamin adanya sebuah perdamaian dan kesejahteraan. Eropa pada 1914 juga terbentuk multipolar, tapi karena tidak adanya pemerintahan yang multilateral, maka itu akan memicu perang,” ujarnya.
Guterres menyerukan agar terbentuknya multipolar yang terhubung satu sama lain. Diharapkan adanya jaringan inklusif mengenai perdagangan, pembangunan, finansial, dan koordinasi dalam pengembangan politik.

