JAKARTA — PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk. (PJHB) resmi melantai di Bursa pada November 2025. Setelah proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), PJHB langsung menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang pesat, dengan target pertumbuhan laba sebesar 50% pada tahun 2026.
Pada November 2025, PJHB melakukan IPO dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp158,4 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal guna memperkuat bisnis perusahaan. Salah satu fokus utama adalah pembangunan tiga unit kapal baru berjenis landing craft tank (LCT).
Tujuan dari pembangunan tiga kapal LCT ini adalah untuk mendukung pengembangan bisnis PJHB dalam memenuhi kebutuhan transportasi alat berat hingga kontainer dari klien. Ketiga kapal memiliki kapasitas 2.500 DWT dan dirancang khusus untuk menjawab permintaan yang meningkat di sektor pertambangan, migas, konstruksi, hingga perkebunan.
Kapal-kapal tersebut dibangun dengan desain double bottom dan siap meraih klasifikasi tertinggi BKI A100. Setelah IPO, PJHB langsung memulai ekspansi bisnis. Direktur Utama PJHB, Go Sioe Bie atau Abie, menyatakan bahwa ekspansi ini menjadi fondasi utama peningkatan pendapatan dan kapasitas layanan perusahaan.
- “Kami memanfaatkan waktu dengan optimal. Setelah IPO, kami langsung bergerak. Ekspansi ini adalah fondasi peningkatan pendapatan dan kapasitas layanan kami di 2025 dan seterusnya,” ujar Abie dalam keterangan tertulis.*
Dalam langkah terbarunya, PJHB melakukan prosesi keel laying kapal atau peletakan lunas LCT Cipta Jaya Harapan 99 di Samarinda, Kalimantan Timur. Proses ini menandai awal pembangunan kapal yang akan segera dioperasikan.
Seiring dengan geliat ekspansi, PJHB menargetkan pertumbuhan bisnis yang signifikan. Laba bersih PJHB diharapkan dapat meroket lebih dari 50% pada 2026. Menurut Abie, penambahan tiga kapal sekaligus akan memberikan dampak langsung terhadap kapasitas dan pendapatan perusahaan.
- “Kami ingin memastikan momentum pasca-IPO benar-benar dirasakan investor,” tambahnya.*
Dengan tiga kapal yang dibangun secara paralel, PJHB memproyeksikan peningkatan kapasitas angkut dan pendapatan yang signifikan mulai 2025. Prospek bisnis ini juga didukung oleh geliat PJHB dalam mencari kontrak strategis. Salah satu klien besar PJHB adalah PT Petrosea Tbk. (PTRO), yang merupakan emiten besutan konglomerat Prajogo Pangestu.
Dari sisi kinerja bisnis, PJHB pada 2024 mencatatkan pendapatan sebesar Rp54,66 miliar dan laba kotor Rp22,02 miliar. Setelah dikurangi beban usaha dan pajak, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp17,22 miliar. Hingga 30 April 2025, perusahaan telah membukukan pendapatan Rp18,05 miliar dan laba sebesar Rp5,8 miliar.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. turnbacktidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
