turnback.CO.ID – JAKARTA.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa proses pemulihan ekonomi nasional saat ini masih belum berjalan secepat yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kinerja mesin penggerak dari sisi moneter yang belum optimal.
Purbaya menilai, saat ini pendorong utama pertumbuhan ekonomi hanya berasal dari sisi fiskal. Sementara dari segi moneter, kontribusinya masih kurang signifikan.
“Mesin ekonomi kita belum memberikan dukungan yang cukup dari sisi moneter. Sekarang mungkin dengan tambahan injeksi sebesar 10% akan lebih membantu. Tapi uang di Bank Sentral masih banyak,” ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan DPR, Kamis (30/11/2025).
Menurutnya, Bank Indonesia (BI) telah melakukan penyerapan dana dari perbankan sekitar Rp 1.000 triliun melalui instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan open market.
“Jika bisa dibantu sedikit saja, akan lebih baik lagi. Coba diketuk-ketuk sedikit agar kita bisa bergerak bersama,” tambahnya.
Purbaya menegaskan bahwa masih ada ruang yang aman untuk meningkatkan aliran likuiditas tanpa memicu risiko yang berlebihan.
Jika BI dapat memberikan dukungan, dan pertumbuhan M0 meningkat menjadi 20%, maka hal tersebut masih dapat ditoleransi tanpa mengganggu stabilitas inflasi.
M0 merupakan ukuran terkini dari pasokan uang yang mencakup uang tunai fisik yang beredar (koin dan uang kertas) serta cadangan yang disimpan oleh bank komersial di bank sentral.
Sebagai informasi, posisi uang primer atau M0 Adjusted pada Oktober 2025 mencapai Rp 2.117,6 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 14,4% secara tahunan (year on year/yoy), namun pertumbuhannya tercatat melambat dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 18,6% yoy.
Dalam kesempatan lain, Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah telah mencoba melakukan injeksi ke sistem, tetapi pertumbuhan uang beredar hanya berada di kisaran 10% hingga 15% atau sekitar 13%.
Ia menilai pertumbuhan tersebut perlu dipercepat, mungkin mendekati 20% atau lebih, sehingga diperlukan dukungan tambahan dari Bank Sentral.
“Saya pikir kita mesti tumbuh lebih cepat lagi untuk uangnya. Mungkin mendekati 20% atau lebih. Untuk itu mungkin kita mesti mendapat dukungan dari Bank Sentral juga,” katanya.
