BPH Migas Pastikan Ketersediaan BBM di Aceh Pasca-Bencana, Distribusi Normal Kembali
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) secara aktif mengawasi dan memastikan kelancaran proses mitigasi untuk menjamin ketersediaan serta distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Provinsi Aceh yang terdampak bencana. Upaya ini dilakukan untuk memulihkan layanan energi bagi masyarakat di daerah yang dilanda musibah.
Sejak Sabtu, 29 November 2025, sebanyak 12 unit mobil tangki BBM telah dikerahkan untuk menyuplai kebutuhan 13 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan pengiriman tambahan 6 unit mobil tangki pada Minggu, 20 November 2025, guna memperkuat pasokan.
Anggota Komite BPH Migas, Fathul Nugroho, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi intensif dengan PT Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofin Area Aceh di Fuel Terminal Pertamina Krueng Raya. Koordinasi ini difokuskan pada implementasi skenario distribusi yang meliputi jalur Regular, Alternatif, dan Emergency (RAE) untuk pengiriman BBM ke wilayah-wilayah yang terdampak bencana.
“Sesuai dengan arahan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BBM harus tetap terdistribusi kepada masyarakat. Namun, kami tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian guna memastikan keselamatan petugas dan seluruh masyarakat,” tegas Fathul dalam keterangan resminya yang disampaikan pada Senin, 1 Desember 2025.
Fathul melanjutkan, proses distribusi BBM berjalan lancar berkat dukungan penuh dari Tim Keamanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Secara umum, stok BBM di Fuel Terminal (FT) Provinsi Aceh dilaporkan berada pada level yang aman dan terkendali. Saat ini, fokus utama pemerintah, termasuk BPH Migas, pemerintah daerah, dan PT Pertamina Patra Niaga, adalah memastikan kelancaran distribusi ke SPBU di wilayah yang terdampak bencana.
Provinsi Aceh sendiri mendapatkan pasokan BBM dari enam Fuel Terminal (FT) utama, yaitu Medan Group, Sabang, Lhoksumawe, Krueng, Maulaboh, dan Simeulue. Pasokan ini dipastikan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh secara keseluruhan.
Pemulihan Akses dan Distribusi Khusus
Kondisi wilayah terdampak bencana di Aceh dilaporkan menunjukkan perkembangan positif, dengan banjir yang mulai surut dan pembukaan kembali jalur-jalur alternatif. Hal ini memungkinkan PT Pertamina Patra Niaga untuk kembali melakukan distribusi BBM secara normal di sebagian besar area.
BPH Migas juga telah menerima dan menindaklanjuti permintaan dari beberapa bupati/walikota di Provinsi Aceh terkait kuota subsidi solar. Kuota ini diperuntukkan bagi pengoperasian peralatan berat yang digunakan dalam upaya pembersihan material pasca-bencana.
Untuk wilayah yang masih terisolasi akibat bencana, seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues, strategi distribusi BBM yang lebih adaptif diterapkan. Pengiriman akan memanfaatkan berbagai moda transportasi yang memungkinkan. Contohnya, di Kabupaten Aceh Tengah, pengiriman dilakukan menggunakan truk engkol dan metode drop-off drum di dua titik strategis karena kondisi jalan yang masih rawan longsor. Sementara itu, SPBU di wilayah Bireuen disuplai dari FT Krueng Raya melalui jalur alternatif yang telah dibuka.
Imbauan untuk Masyarakat dan Komitmen Pertamina
Mengingat distribusi BBM yang berangsur pulih, BPH Migas mengimbau masyarakat di Aceh dan wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan atau panik buying.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau panik buying. Pola konsumsi yang terukur akan mempercepat pemulihan pelayanan BBM di Aceh,” ujar Fathul.
Sementara itu, Sales Area Manager Sales Retail Aceh PT Pertamina Patra Niaga, Misbah Bukhori, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berupaya memenuhi kebutuhan BBM di wilayah terdampak bencana banjir di Aceh dan sekitarnya.
Misbah menjelaskan bahwa untuk wilayah terdampak bencana, khususnya di Aceh Timur, pihaknya telah melakukan alih suplai dari FT Lhokseumawe ke FT Krueng Raya untuk mengoptimalkan logistik.
“Sedangkan untuk wilayah Aceh Tengah yang jalurnya sempat terputus, sedang dipersiapkan distribusi menggunakan drum yang rencananya akan kami suplai hingga titik terputus. Selanjutnya, penyaluran akan dibantu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” tambah Misbah.
Langkah-langkah mitigasi dan distribusi yang dilakukan oleh BPH Migas dan PT Pertamina Patra Niaga ini menunjukkan keseriusan dalam memastikan roda perekonomian dan aktivitas masyarakat di Aceh dapat segera kembali normal pasca-bencana. Ketersediaan BBM yang terjamin menjadi salah satu elemen krusial dalam proses pemulihan.
