Target Ambisius Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat
Bank Indonesia (BI) Jawa Barat memiliki target yang ambisius untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat agar bisa menembus batas atas proyeksi sebesar 5,5% pada akhir 2025. Hal ini dilakukan melalui rangkaian rekomendasi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 di Bandung. Tiga sektor utama yaitu pariwisata, otomotif, dan properti ditetapkan sebagai motor akselerasi menuju akhir tahun.
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2025 kami proyeksikan berada di kisaran 4,7% sampai 5,5%. Kami ingin mendorong agar angka ini bisa menyentuh batas atas proyeksi,” ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Muslimin Anwar usai Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 bertema ‘Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan’ di Bandung, Jumat (28/11/2025).
Optimisme tersebut berasal dari capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III 2025 yang mencapai 5,20%, lebih tinggi dari nasional yang berada di level 5,04%. Inflasi juga terkendali pada kisaran 2,63% secara tahunan.
Tiga Sektor Prioritas: Pariwisata, Otomotif, dan Properti
Untuk memperkuat kinerja ekonomi di sisa satu bulan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), BI Jabar mengusulkan pemberian insentif pada tiga sektor strategis.
Pariwisata
BI mendorong adanya libur bersama khusus Jawa Barat guna meningkatkan pergerakan wisatawan lokal. Kampanye “Bangga Berwisata di Jawa Barat” serta “Bangga Buatan Jawa Barat” juga diusulkan untuk mendongkrak konsumsi rumah tangga yang menjadi penyumbang 65% PDRB Jabar.
Otomotif
Produsen otomotif di Jawa Barat didorong untuk memberikan diskon akhir tahun sebelum bergantinya Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK) 2025 ke 2026. Pemerintah provinsi juga diimbau mempertimbangkan stimulus berupa pemutihan atau diskon Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), disertai suku bunga Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) khusus dari perbankan.
Properti
Peningkatan daya beli kelas menengah atas di sektor properti dinilai krusial. BI Jabar merekomendasikan diskon harga properti dari pengembang, relaksasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dari tarif 5% menjadi 4% atau bahkan 2,5%, serta penurunan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
“Untuk properti di atas Rp2 miliar, sweetener perlu diberikan. Jika pengembang memberi diskon, Pemprov juga bisa mempertimbangkan relaksasi BPHTB,” ujar Muslimin.
Arahan Nasional dan Target Kebijakan 2026
PTBI 2025 juga merumuskan konsensus kebijakan nasional yang menekankan pentingnya stabilitas politik, ketahanan pangan, hilirisasi energi, dan digitalisasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan stabilitas sebagai fondasi transformasi ekonomi, sementara Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran pada 2026 akan tetap pro-growth.
Kontribusi digitalisasi juga mendapat sorotan, termasuk pencapaian Rp74,3 triliun pendapatan daerah melalui QRIS dan e-banking.
Komitmen Pemprov Jabar: Integrasi Data dan Penguatan Industri
Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Jawa Barat, H. Sumasna, menyebutkan bahwa kinerja Industri Pengolahan masih menjadi pekerjaan rumah karena tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Jabar.
Sumasna menegaskan pentingnya integrasi data, percepatan hilirisasi, penguatan ekonomi syariah, peningkatan pariwisata, hingga percepatan agenda ekonomi hijau. Ia juga menaruh harapan besar pada UMKM dan desa wisata sebagai jangkar ekonomi lokal yang lebih tangguh.

“Kolaborasi pentahelix antara pemerintah daerah, perbankan, akademisi, dan pelaku usaha adalah kunci untuk mendongkrak pertumbuhan,” jelasnya.
Lima Pilar Transformasi Ekonomi BI Jabar 2026
Dalam presentasinya, BI Jabar menetapkan lima pilar strategis yang akan menjadi fokus kebijakan:
- Stabilitas harga dan ketahanan pangan melalui penguatan TPID dan GNPIP.
- Transformasi industri dan akurasi data perdagangan untuk memperbaiki data ekspor dan rantai pasok.
- Realisasi investasi dan stimulus fiskal untuk menggerakkan sektor properti, wisata, dan otomotif.
- Pengembangan sumber pertumbuhan baru seperti ekonomi syariah, UMKM digital, dan green economy.
- Optimalisasi digitalisasi melalui perluasan QRIS, TP2DD, dan sistem pembayaran digital.
Dengan strategi tersebut, BI Jabar menargetkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2026 berada di rentang 4,9%–5,7%.
Penghargaan untuk Jawa Barat
Pada PTBI Nasional, Jawa Barat memborong sejumlah penghargaan, antara lain:
- Penggerak Ekonomi Digital Terbaik
- Championship Klaster Pangan Terbaik
- TPID Kota Tasikmalaya sebagai terbaik 2025
- Kabupaten Ciamis sebagai TP2DD terbaik 2025
KPw BI Jabar juga memberikan apresiasi kepada mitra-mitra strategis melalui AJEG, PUR Award, hingga penghargaan bagi jurnalis dan pelaku wisata.
Penutup: Menuju Jawa Barat Tangguh dan Mandiri 2026
Bank Indonesia menegaskan bahwa prospek ekonomi Jawa Barat menuju 2026 tetap positif. Dengan fondasi makro yang solid, sinergi pemerintah daerah, dan percepatan kebijakan lintas sektor, Jawa Barat dinilai akan menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan nasional menuju Visi Indonesia Emas 2045.
“Sinergi yang kuat akan membawa Jawa Barat menjadi ekonomi yang lebih tangguh dan mandiri. Mari lanjutkan langkah menuju Jabar Kahiji,” tutup Muslimin.
