Forum Kredit untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa lembaganya akan mengadakan forum yang melibatkan pengusaha dan perbankan untuk membahas masalah kredit. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mencari solusi dalam meningkatkan permintaan kredit di berbagai sektor ekonomi.
Perry menjelaskan bahwa BI akan lebih sering menyelenggarakan seminar, talkshow, dan focus group discussion pada tahun depan. Acara-acara ini bertujuan untuk memahami bagaimana mendorong kredit serta meningkatkan permintaan dari sektor riil. “Kami akan mengumpulkan para pemangku kepentingan dari perbankan maupun pengusaha untuk mengetahui apa saja kendala yang ada di sisi perbankan dan sektor riil,” ujar Perry dalam acara Talkshow BI Bersama Masyarakat di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 1 Desember 2025.
Pertumbuhan Kredit yang Menurun
Pertumbuhan kredit pada bulan Oktober mencapai 7,36 persen, turun dari 7,7 persen pada bulan sebelumnya. Selain itu, pinjaman yang belum dicairkan atau undisbursed loan pada Oktober tercatat mencapai Rp 2.450,7 triliun, yang setara dengan 22,97 persen dari plafon kredit yang tersedia.
Perry juga mengajak perbankan untuk menurunkan special rate suku bunga deposito yang masih relatif tinggi. Meskipun suku bunga deposito satu bulan hanya turun sebesar 56 basis poin dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,25 persen pada Oktober 2025, Perry menilai penurunan ini belum cukup signifikan.
Penurunan Suku Bunga Kredit
Suku bunga kredit perbankan turun sebesar 20 basis poin dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi 9,00 persen pada Oktober 2025. Sementara itu, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin sepanjang 2025 hingga mencapai level 4,75 persen.
BI menetapkan target pertumbuhan kredit di atas 10 persen, atau dalam kisaran 8-12 persen pada tahun 2026. “BI akan melakukan segala cara agar kredit bisa naik dan sektor riil dapat tumbuh, termasuk koordinasi dengan Menteri Keuangan untuk mempercepat kebijakan fiskal,” kata Perry.
Perspektif dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
Shinta Kamdani, Ketua Umum Apindo, menyatakan bahwa permintaan kredit yang belum menguat secara merata disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pelaku usaha saat ini lebih disiplin dalam pembiayaan karena suku bunga kredit masih relatif tinggi. Kedua, dunia usaha masih bersikap hati-hati akibat ketidakpastian prospek permintaan.
Apindo memprediksi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun akan tetap moderat. “Terutama karena pelaku usaha cenderung menunggu katalis yang lebih kuat, baik dari penurunan suku bunga maupun pemantapan permintaan domestik,” ujar Shinta kepada Tempo, dikutip Rabu, 26 November 2025.
Langkah-Langkah yang Diperlukan
Untuk mendorong pertumbuhan kredit, diperlukan kolaborasi antara BI, pemerintah, dan sektor swasta. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Peningkatan komunikasi antara bank dan pelaku usaha untuk memahami kebutuhan kredit.
- Penurunan suku bunga kredit yang lebih signifikan agar biaya pinjaman menjadi lebih terjangkau.
- Peningkatan kepercayaan pelaku usaha melalui stabilitas ekonomi dan kebijakan fiskal yang jelas.
Dengan upaya bersama, diharapkan pertumbuhan kredit dapat meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
