AirNav Indonesia mengambil langkah sigap dan terukur untuk memastikan kelancaran serta keamanan layanan navigasi penerbangan di wilayah yang terdampak banjir di Sumatera. Upaya ini merupakan bagian dari dukungan penuh perusahaan terhadap operasi kemanusiaan yang sedang berlangsung, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama AirNav Indonesia, Avirianto Suratno.
“Dalam kondisi darurat seperti ini, prioritas utama kami adalah menjaga keberlangsungan layanan navigasi penerbangan sekaligus memastikan operasional misi kemanusiaan dapat berjalan tanpa hambatan,” ujar Avirianto dalam keterangan tertulisnya.
Komitmen AirNav Indonesia untuk menjaga layanan navigasi penerbangan tetap prima ditegaskan, meskipun beberapa unit layanan menghadapi dampak langsung dari bencana banjir. Sebagai respons awal, perusahaan telah menerbitkan NOTAM TIBA (Traffic Information Broadcast by Aircraft) di beberapa bandara penting.
Langkah-Langkah Penanganan Darurat AirNav Indonesia
-
Penerbitan NOTAM TIBA:
NOTAM TIBA diterbitkan untuk Bandara Lhokseumawe, Takengon, dan Mandailing Natal. Langkah ini diambil karena sebagian personel navigasi yang bertugas di lokasi-lokasi tersebut turut terdampak banjir atau mengalami kendala akses untuk mencapai tempat kerja mereka. Pemberitahuan ini penting untuk menginformasikan para pilot mengenai kondisi operasional yang mungkin terpengaruh. -
Aktivasi Posko Operasional Navigasi Penerbangan:
Manajemen AirNav Indonesia mengaktifkan Posko Operasional Navigasi Penerbangan di fasilitas Indonesia Network Management Center (INMC). Posko ini berfungsi sebagai pusat kendali, koordinasi, dan pemantauan layanan terhadap unit-unit yang berada di wilayah terdampak bencana. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas operasional di tengah situasi yang sulit. -
Penambahan Personel Operasional dan Teknis:
Untuk memperkuat pelayanan, terutama di Kantor Cabang Aceh dan Medan, AirNav Indonesia melakukan penambahan personel operasional dan teknis. Personel ini didatangkan dari sejumlah kantor cabang lain, termasuk Makassar Air Traffic Service Center (MATSC), Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC), Halim Perdanakusuma, dan Pekanbaru. -
Penugasan Langsung Personel ke Unit Layanan:
Selain penambahan personel dari kantor cabang lain, dilakukan pula penugasan langsung personel ke unit layanan di Lhokseumawe dan Takengon. Tujuannya adalah untuk memastikan operasional bandara tetap berjalan lancar dan mendukung misi kemanusiaan yang dilakukan melalui jalur udara oleh berbagai instansi.Setelah pemulihan personel dan stabilitas operasional tercapai, NOTAM TIBA kemudian dicabut, menandakan kembalinya kondisi normal dalam layanan navigasi penerbangan.
Penguatan Infrastruktur dan Konektivitas
Selain fokus pada personel, AirNav Indonesia juga memberikan perhatian serius pada aspek infrastruktur dan konektivitas.
-
Penyediaan Jaringan Internet Starlink:
Untuk mengatasi potensi gangguan pada infrastruktur telekomunikasi darat akibat banjir, AirNav Indonesia memperkuat sistem komunikasi penerbangan dengan menyediakan dan memasang jaringan internet Starlink. Pemasangan dilakukan di Lhokseumawe, Sibolga, dan Gunung Sitoli. Hal ini penting untuk memastikan konektivitas operasional tetap stabil dan layanan navigasi dapat terus berjalan. -
Pengiriman Peralatan Teknis Pendukung:
Selain jaringan internet, AirNav Indonesia juga mengirimkan peralatan teknis pendukung. Pengiriman ini dilakukan untuk memastikan seluruh fasilitas navigasi yang ada tetap berfungsi secara optimal, meskipun dalam kondisi darurat.
Kepedulian Sosial dan Kesiapsiagaan Berkelanjutan
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan kepedulian terhadap masyarakat serta karyawan yang terdampak, AirNav Indonesia turut menyalurkan bantuan.
- Penyaluran Bantuan Sembako:
Bersama dengan Bulog, AirNav Indonesia menyalurkan 200 paket sembako. Bantuan ini disalurkan melalui posko cabang setempat dan Posko Darurat InJourney. Tujuannya adalah untuk meringankan beban masyarakat dan karyawan yang terkena dampak bencana banjir.
Selama status tanggap darurat diberlakukan, AirNav Indonesia berkomitmen untuk terus memantau kondisi di lapangan secara intensif. Perusahaan siap untuk melakukan penambahan sumber daya atau mengambil langkah teknis lanjutan apabila diperlukan. Hal ini dilakukan demi menjamin keselamatan dan kelancaran navigasi penerbangan, serta memberikan dukungan penuh terhadap operasi kemanusiaan yang sedang berlangsung. Komitmen ini mencerminkan kesiapan AirNav Indonesia dalam menghadapi berbagai kondisi darurat dan memastikan layanan publik tetap berjalan.
