Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Menjanjikan
Menjelang penutupan 2025, perekonomian Indonesia terus menunjukkan tanda-tanda positif, khususnya melalui sektor manufaktur. Sektor ini mencatat ekspansi selama empat bulan berturut-turut, menjadi salah satu penopang utama stabilitas ekonomi di tengah dinamika global yang sering kali tidak pasti.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tidak hanya berasal dari stimulus fiskal, tetapi juga didukung oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Ia menjelaskan bahwa pemerintah terus memperkuat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang terarah, termasuk stimulus pada kuartal IV-2025, serta mendorong ekspor bernilai tambah.
“Kita terus memperkuat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang terarah, termasuk stimulus kuartal IV-2025, sekaligus mendorong ekspor bernilai tambah,” ujar Febrio dalam keterangan resmi, Selasa (2/11/2025).
Salah satu indikator penting adalah Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada di level 53,3 pada November 2025. Angka ini menunjukkan penguatan aktivitas industri yang didukung oleh peningkatan pesanan, produksi, dan perekrutan tenaga kerja.
Tidak hanya Indonesia, negara-negara seperti India, Amerika Serikat, Thailand, Vietnam, dan Malaysia juga mengalami ekspansi serupa. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya.
Perdagangan Luar Negeri yang Stabil
Perdagangan luar negeri tetap menjadi bantalan penting bagi perekonomian Indonesia. Neraca perdagangan mencatat surplus sebesar 35,9 miliar dolar AS sepanjang Januari–Oktober 2025, dengan pertumbuhan sebesar 44,1 persen secara tahunan.
Sektor nonmigas menjadi pendorong utama dengan surplus sebesar 51,5 miliar dolar AS dan total ekspor kumulatif sebesar 234 miliar dolar AS. Industri pengolahan serta sektor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mencatat lonjakan dua digit.
Selain itu, kenaikan impor barang modal hingga 18,7 persen dianggap sebagai sinyal peningkatan investasi dan perluasan kapasitas produksi. Ini menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Inflasi yang Menurun dan Stabilitas Harga
Inflasi November 2025 tercatat sebesar 2,72 persen secara tahunan, turun dari Oktober. Penurunan terjadi terutama karena melunaknya harga beras, cabai merah, dan daging ayam.
Pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif menghadapi potensi gejolak harga selama musim hujan. Inflasi inti tetap stabil di 2,36 persen, yang menunjukkan daya beli masyarakat masih terjaga.
Persiapan Menuju Natal dan Tahun Baru
Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah fokus pada stabilisasi pasokan pangan dan penguatan ekspor bernilai tambah. Diversifikasi tujuan dagang dan percepatan hilirisasi terus didorong agar momentum ekonomi tetap terjaga hingga 2026.
Dengan berbagai kebijakan yang diambil, Indonesia menunjukkan komitmen untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mampu menghadapi tantangan global.
