Peran Ayah dalam Membentuk Karakter dan Mencegah Korupsi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyampaikan bahwa tindakan korupsi selalu berkaitan dengan kasus kekerasan terhadap anak. Pernyataan ini disampaikannya dalam kegiatan Sosialisasi Anti Korupsi dan Peringatan Hari Ayah Nasional di Hotel Grand Sahid Jaya pada Selasa (2/12).
Arifah menekankan bahwa korupsi bukan hanya kejahatan yang berdampak pada ekonomi negara, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang terhadap masa depan generasi bangsa. “Korupsi ini pada akhirnya berdampak pada kekerasan terhadap masa depan suatu generasi bangsa,” ujarnya.
Kunci Pemberantasan Korupsi Ada di Keluarga
Menurut Arifah, upaya memberantas korupsi harus dimulai dari lingkungan paling kecil, yaitu keluarga. Orang tua, terutama ayah, memiliki peran penting dalam memberi teladan bagi anak-anaknya. “Perang melawan korupsi sejatinya paling inti dan mendasar ada pada ruang-ruang pribadi, ruang-ruang privat, yaitu di dalam keluarga,” katanya.

Dalam konteks ini, Arifah menyoroti bagaimana anak sering kali tidak hanya mendengar nasihat dari ayahnya, tetapi juga meniru perilaku ayah dalam menghadapi ibu atau dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan wewenangnya. Hal ini akan menjadi bagian dari langkah hidup mereka di masa depan. “Pendidikan karakter yang sejati ini ada di rumah ketika seorang ayah hadir bukan hanya secara fisik,” ujarnya.
Dampak Perilaku Ayah terhadap Anak
Berdasarkan hasil sebuah penelitian, Arifah menambahkan bahwa anak yang melihat perilaku jujur dari ayahnya akan tumbuh menjadi pribadi jujur dan jauh dari praktik korupsi ketika bekerja. Oleh karena itu, peran ayah menjadi sangat penting dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia. “Memperkuat peran ayah adalah investasi untuk membangun generasi yang berkarakter, berempati, dan tahan terhadap godaan korupsi,” jelasnya.

Arifah menegaskan bahwa ayah yang berintegritas menjadi fondasi bagi bangsa yang berintegritas. “Warisan terbesar seorang ayah bukanlah jabatan, bukan gelar, dan juga bukan harta. Warisan terbesar seorang ayah adalah karakter anak-anaknya. Dan melalui karakter itulah masa depan bangsa ini dibentuk,” lanjutnya.
Pentingnya Pendidikan Karakter di Rumah
Dari sini, terlihat bahwa pendidikan karakter di rumah merupakan fondasi utama dalam membentuk individu yang kuat dan berintegritas. Ayah, sebagai figur sentral dalam keluarga, memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah perkembangan anak. Dengan memberikan contoh nyata melalui tindakan dan sikap, ayah bisa menjadi panutan yang mampu mencegah korupsi sejak dini.
Selain itu, pendidikan karakter yang baik di rumah juga membantu anak mengembangkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Nilai-nilai ini sangat penting dalam membentuk masyarakat yang lebih baik dan lebih adil.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, peran ayah dalam mencegah korupsi tidak dapat dipisahkan dari pendidikan karakter yang diberikan di rumah. Dengan memperkuat peran ayah, kita juga sedang membangun fondasi bagi masa depan bangsa yang lebih baik. Semua ini membutuhkan komitmen dan kesadaran dari setiap anggota keluarga, khususnya ayah, untuk menjadi teladan yang baik.
