turnback.CO.ID – JAKARTA.
Imbal hasil atau yield obligasi terus menunjukkan tren penurunan sepanjang tahun ini. Pergerakan tersebut ikut memengaruhi kinerja dana kelolaan Manajer Investasi (MI).
PT Sucorinvest Asset Management (AM) menilai penurunan yield obligasi memberikan dua dampak bagi dana kelolaan. Di satu sisi, penurunan yield mendorong kenaikan harga obligasi, sehingga kinerja reksadana pendapatan tetap ikut terangkat.
“Rally obligasi menciptakan capital gain bagi portofolio yang telah dimiliki. Kinerja positif ini biasanya menarik arus masuk baru (inflow) dari investor yang mengejar imbal hasil di tengah tren suku bunga turun,” ujar Investment Specialist Sucorinvest Asset Management, Felisya Wijaya, kepada turnback, Selasa (2/12/2025).
Namun, Felisya menambahkan bahwa yield yang semakin rendah membuat peluang re-investment menjadi kurang menarik karena obligasi baru menawarkan kupon lebih kecil.
Kendati begitu, ia menilai imbal hasil obligasi masih lebih menarik dibandingkan deposito, sehingga basis investor reksadana pendapatan tetap tetap terjaga.
“Secara keseluruhan, penurunan yield tetap memberi sentimen positif bagi pertumbuhan dana kelolaan,” jelasnya.
Prospek Dana Kelolaan Tetap Solid
Lebih lanjut, Felisya melihat prospek dana kelolaan MI masih cukup kuat ke depan. Investor Indonesia cenderung memiliki profil risiko konservatif hingga moderat, sehingga minat terhadap reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap dinilai masih besar.
Meski suku bunga mulai menurun, kedua jenis produk ini masih dipandang sebagai peningkatan (step-up) dari deposito dengan tingkat risiko relatif terukur.
Stabilitas makro, ekspektasi pelonggaran moneter global, serta inflasi yang terkendali turut menjadi modal positif bagi minat investasi di aset berbasis obligasi.
Dengan kondisi tersebut, pertumbuhan dana kelolaan diperkirakan tetap berlanjut, meski tidak seagresif ketika yield masih tinggi.
Hingga akhir Oktober 2025, Sucorinvest AM mencatat dana kelolaan sebesar Rp 39,7 triliun.
Tantangan dan Peluang di Pasar Obligasi
Meskipun yield obligasi mengalami penurunan, hal ini juga membuka peluang baru bagi para manajer investasi. Dengan harga obligasi yang meningkat, dana kelolaan bisa mendapatkan capital gain yang signifikan. Namun, pengelola dana harus memperhatikan strategi investasi untuk mengoptimalkan potensi keuntungan dalam kondisi yield yang rendah.
Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mempertahankan arus dana masuk. Meskipun yield obligasi lebih menarik daripada deposito, investor tetap perlu diberikan pemahaman yang baik tentang risiko dan manfaat dari produk reksadana pendapatan tetap.
Felisya menekankan pentingnya edukasi investor dalam memahami dinamika pasar. “Investor perlu memahami bahwa penurunan yield bukanlah tanda negatif, tetapi juga membawa peluang baru,” katanya.
Strategi Pengelolaan Dana yang Efektif
Untuk menjaga kinerja dana kelolaan, Sucorinvest AM melakukan berbagai strategi. Salah satunya adalah diversifikasi portofolio agar tidak terlalu bergantung pada satu jenis aset. Dengan menggabungkan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, dana dapat tetap stabil meskipun kondisi pasar sedang tidak menentu.
Selain itu, manajer investasi juga terus memantau perkembangan ekonomi makro dan kebijakan moneter. Hal ini penting untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pembelian atau penjualan aset.
Pemantauan ini juga membantu dalam mengantisipasi perubahan suku bunga dan inflasi, yang bisa memengaruhi kinerja obligasi.
Tantangan di Masa Depan
Meski prospek dana kelolaan masih solid, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Misalnya, persaingan antar manajer investasi yang semakin ketat, serta perubahan preferensi investor terhadap produk investasi.
Selain itu, volatilitas pasar global juga bisa memengaruhi arus dana. Oleh karena itu, manajer investasi harus tetap fleksibel dan siap mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja dana.
Dalam situasi seperti ini, komunikasi yang transparan dengan investor menjadi sangat penting. Dengan memberikan informasi yang akurat dan terkini, investor akan lebih percaya dan tetap setia dalam berinvestasi.
Kesimpulan
Penurunan yield obligasi memberikan dampak yang kompleks bagi dana kelolaan. Meskipun ada tantangan, seperti peluang re-investment yang lebih rendah, secara keseluruhan, kondisi ini tetap memberi sentimen positif.
Dengan strategi yang tepat dan pemahaman yang baik terhadap dinamika pasar, dana kelolaan masih memiliki potensi untuk berkembang. Proses ini membutuhkan kerja sama antara manajer investasi dan investor, serta adaptasi terhadap perubahan pasar.
