Strategi Penguatan Keuangan Waskita Karya
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Muhammad Hanugroho, menyampaikan bahwa perusahaan akan terus melanjutkan divestasi jalan tol yang dikelola setelah menyelesaikan aksi korporasi pada PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), pengelola Jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Pada Jumat, 28 November 2025, Waskita Karya melepas kepemilikan atas Jalan Tol Cimanggis-Cibitung kepada PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), yaitu PT Bakrie Toll Indonesia (BTI) senilai Rp 3,28 triliun.
“Ke depannya, perseroan akan terus melakukan divestasi jalan tol lainnya, sebagai salah satu strategi penguatan keuangan perusahaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis. Ia juga menjelaskan bahwa pada 2024, Waskita Karya telah melakukan divestasi saham PT Trans Jabar Tol (TJT) sebesar 25 persen kepada PT SMI.
Komitmen Terhadap Kreditur dan MRA
Hanugroho menegaskan bahwa langkah divestasi kepemilikan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung ini merupakan bagian dari komitmen perseroan kepada kreditur. Ia menyatakan rasa syukur karena rangkaian aksi korporasi ini telah selesai. “Langkah ini sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap kreditur dan memenuhi Master Restructuring Agreement (MRA) yang telah efektif sejak Oktober tahun 2024,” tambahnya.
Selain itu, Hanugroho menjelaskan bahwa divestasi jalan tol menjadi bagian penting dari strategi restrukturisasi dan transformasi bisnis Waskita Karya. Aksi korporasi ini juga akan mendukung upaya penyehatan keuangan sekaligus memenuhi kebutuhan pendanaan strategis. “Waskita Karya akan terus menjaga stabilitas keuangan serta melakukan divestasi jalan tol. Perseroan juga fokus mengembalikan core business (bisnis inti) sebagai perusahaan konstruksi yang membangun gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan,” katanya.
Peran Waskita Karya dalam Pembangunan Infrastruktur
Sebagai BUMN Konstruksi yang berpengalaman selama 65 tahun, Hanugroho menambahkan bahwa Waskita Karya memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pembangunan infrastruktur. Ia menegaskan bahwa perusahaan akan terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa sekaligus mendukung berbagai program pemerintah.
Dana hasil divestasi ini digunakan untuk menyelesaikan kewajiban kepada kreditur, menambah likuiditas, sekaligus arus kas bagi operasional perusahaan. Dengan begitu, Waskita dapat menata kembali portofolio, sehingga nilai aset lebih terjaga.
Komposisi Saham dan Investasi Jalan Tol
Sebelumnya, komposisi saham Jalan Tol Cimanggis-Cibitung tersebut sebanyak 55 persen dimiliki oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Kemudian 10 persen PT Bakrie Toll Indonesia dan 35 persen anak usaha Waskita Karya, yakni WTR.
Dalam 10 tahun terakhir, perseroan melalui grup usaha WTR sudah melakukan investasi terhadap 18 ruas jalan tol yang mencakup Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya sudah dilakukan divestasi sejak 2019. Secara keseluruhan, kontribusi Waskita Karya mencapai lebih dari 1.000 kilometer (km) dari 3.000 km jalan tol yang beroperasi di Indonesia.
Manfaat Proyek Jalan Tol bagi Masyarakat
Hanugroho menjelaskan proyek jalan tol sangat penting bagi masyarakat karena memiliki multiplier effect yang luas. Tidak hanya memudahkan konektivitas antardaerah, tapi juga berpotensi membuka bangkitan ekonomi baru dan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan demikian, jalan tol tidak hanya menjadi sarana transportasi, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
